
PEMALANG -Taman baca masyarakat Book island atau biasa dikenal dengan SAUNG BACA BOOK ISLAND yang berada di Desa Kebagusan Pulo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang ini berdiri sudah hampir 3 tahun. Berawal dari keresahan pemuda-pemudi desa yang khawatir dengan rendahnya minat baca masyarakat, khususnya dikalangan anak-anak mereka berinisiatif membuat sebuah taman baca.
Salah satu relawan Saung, Tika Indriyani kepada Media Online Jurnal Pemalang pada Rabu (7/8/2019) menyampaikan, bahwa sebelum didirikannya saung, setiap Minggu ia bersama teman-temannya melapak di samping jalan dekat pemukiman warga.
"Ya bisa dibilang, dulu Saung baca ini cuma perpustakaan jalanan yang kadang hanya dilewati saja oleh masyarakat yang melintas di daerah tersebut tapi tak sedikit juga yang hanya sekedar mampir membaca, ada juga yang pinjam, pergi lalu kembali lagi diminggu depannya," kata Tika.
Saung baca Book island lambat laun menjadi semangat dan berkeinginan untuk tetap menjaga budaya literasi didaerah. Mereka semakin terpacu, meskipun dengan alat seadanya dan juga biaya kolektif dari pemuda Kebagusan itu sendiri mereka sepakat untuk mendirikan Saung baca book island yang diketuai oleh Mustaqim, SH dan dibantu beberapa teman-teman relawan dari desa Kebagusan.
"Harapan kami setelah berdirinya saung baca Book island ini, semoga masyarakat khususnya di desa Kebagusan semakin antusias dalam minat bacanya dan anak-anak tetap bisa menikmati dan mengisi masa liburan mereka dengan belajar dan bermain bersama disaung, Insya Allah ada banyak agenda tiap minggunya disaung, seperti belajar bercocok tanam,latihan membaca,belajar membuat kerajinan, latihan musik dan masih banyak lagi" pungkas Ketua saung baca Book Island Mustaqim.*
Laporan : Tika Indriyani
Editor : Oji
Salah satu relawan Saung, Tika Indriyani kepada Media Online Jurnal Pemalang pada Rabu (7/8/2019) menyampaikan, bahwa sebelum didirikannya saung, setiap Minggu ia bersama teman-temannya melapak di samping jalan dekat pemukiman warga.
"Ya bisa dibilang, dulu Saung baca ini cuma perpustakaan jalanan yang kadang hanya dilewati saja oleh masyarakat yang melintas di daerah tersebut tapi tak sedikit juga yang hanya sekedar mampir membaca, ada juga yang pinjam, pergi lalu kembali lagi diminggu depannya," kata Tika.
Saung baca Book island lambat laun menjadi semangat dan berkeinginan untuk tetap menjaga budaya literasi didaerah. Mereka semakin terpacu, meskipun dengan alat seadanya dan juga biaya kolektif dari pemuda Kebagusan itu sendiri mereka sepakat untuk mendirikan Saung baca book island yang diketuai oleh Mustaqim, SH dan dibantu beberapa teman-teman relawan dari desa Kebagusan.
"Harapan kami setelah berdirinya saung baca Book island ini, semoga masyarakat khususnya di desa Kebagusan semakin antusias dalam minat bacanya dan anak-anak tetap bisa menikmati dan mengisi masa liburan mereka dengan belajar dan bermain bersama disaung, Insya Allah ada banyak agenda tiap minggunya disaung, seperti belajar bercocok tanam,latihan membaca,belajar membuat kerajinan, latihan musik dan masih banyak lagi" pungkas Ketua saung baca Book Island Mustaqim.*
Laporan : Tika Indriyani
Editor : Oji