
Dengan iringan merdu irama gamelan dan pencahayaan yang khas pentas wayang, serta merdu nyanyian pengiring pagelaran terdengar syahdu dari para sinden ini semakin memeriahkan pagelaran wayang kulit berjudul "Semar Mbangun Kahyangan".
Ketua DPRD Kabupaten Pemalang Agus Sukoco mengatakan, pementasan wayang kulit yang sudah 16 tahun tidak diselenggarakan oleh DPRD ini sebagai wujud "Nguri-uri Budaya Jawa".
"Pentas wayang ini diselenggarakan setelah 16 Tahun berlalu. Selain untuk nguri uri budaya Jawa, pagelaran wayang ini sebagai wujud kami juga mencintai kebudayaan asli Indonesia," katanya.
Pagelaran wayang kulit semalam suntuk yang digelar pada Sabtu (20/9/2019) ini juga dihadiri oleh Dandim 0711, Kapolres Pemalang, unsur Forpimda, forpimcam, serta para penggiat seni budaya.
Sementara itu, Bupati Pemalang DR. A. P. H. Junaidi dalam sambutannya mengatakan, Pagelaran wayang kulit sebagai salah satu jalan realisasi memelihara budaya Jawa agar dapat dijadikan cerminan bagi Pemerintah hingga warga masyarakat.
"Segala unsur di Kabupaten Pemalang harus bisa memelihara, melestarikan, bahkan menjaga kebudayaan asli NKRI. Agar budaya ini tidak terkikis oleh budaya lainnya," pungkasnya. (Dentang)