
![]() |
Wakil Bupati Pemalang, Martono, menikmati susu kambing etawa. |
Kepala Seksi Sarana, Prasarana, dan Penyuluhan Kehewanan, Dinas Pertanian dan Hewan Provinsi Jawa Tengah Harjuli ketika ditanya mengenai teknologi pakan ternak di lokasi acara pada Senin (14/10/209), Dia menjelaskan, pakan ternak berasal dari tanaman padi yang difermentasi untuk bisa bertahan lama guna mengantisipasi kelangkaan pakan ternak.
"Untuk mengantisipasi kelangkaan pakan ternak, kami punya teknologi. Yakni dengan memfermentasikan tanaman padi. Dengan demikian, para peternak ini tidak kesulitan untuk memberikan pakan. Terlebih ditengah musim kemarau seperti saat ini," terangnya.
"Kabupaten Pemalang menjadi Kabupaten Pertama yang memiliki jumlah Kerbau yang dipelihara oleh para peternak," katanya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Peternak Kerbau Kencana Roni mengatakan, pihaknya mengelola sekitar 560 ekor kerbau, namun mengalami kendala berupa kelangkaan air dan harus swadaya membeli air yang dipergunakan untuk perawatan kerbau.
"Di Desa Paguyangan, ada sekitar 560 ekor. Namun kami terkendala air untuk perawatan kerbau. Pada akhirnya kamipun berswadaya untuk membeli air atau menyewa mesin pompa air. Ya harapan kami, dari pemerintah bisa memfasilitasi semua kebutuhan peternak seperti kami," ungkapnya.
Seperti kita ketahui bersama, musim kemarau seperti sekarang ini, tidak hanya dikeluhkan oleh para warga yang kekurangan air bersih. Para petani hingga peternakpun mengeluhkan susahnya mencari rumput yang dugunakan untuk pakan ternak.
Dalam sambutan Bupati Pemalang yang disampaikan langsung oleh Wakil Bupati Pemalang, Martono, Pemerintah Kabupaten Pemalang mengapresiasi Deklarasi Sekolah Peternakan Rakyat. Tidak hanya mengapresiasi, pihaknya juga mengatakan akan terus membantu kehidupan para peternak.
"Kami mengapresiasi deklarasi sekolah peternakan rakyat ini. Kami juga akan membantu kesejahteraan para peternak," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Pemalang juga meresmikan Sekolah Peternakan Rakyat di Desa Belik. (Dentang)