
PEMALANG - Desa Paguyangan, Kecamatan Bantarbolang merupakan desa penghasil jagung terbesar di Kabupaten Pemalang dan kedua setelah Kabupaten Grobogan di Jawa Tengah.Dengan luasan sawah dan ladang sekitar 710 hektar, desa ini bisa menghasilkan ribuan ton jagung setiap kali panen.
Kepala Desa Paguyangan, Harso mengatakan dalam satu tahun, para petani di desanya menanam jagung sebanyak 2 kali, selebihnya untuk masa tanam padi. Saat panen harga jual jagung terbilang mahal sehingga sangat menguntungkan para petani. Sebelum dijual, jagung lebih dulu dipisahkan dari bonggolnya lalu dijemur untuk mengurangi kadar air dalam jagung.
" Usai dipanen jagung biasanya dipocel dulu dari bonggolnya.Kemudian dijemur agar kering lalu dilakukan tester kadar air tertentu.Dari hasil tester tersebut nanti bisa ditentukan antara jagung yang basah dan kering. Harga jual jagung kering lebih mahal dibandingkan yang basah. Nantinya jagung - jagung ini dijual kepada perusahaan pengelolaan jagung kering di Pemalang.Harganya berkisar antara Rp.4000 sampai 5000 per kg, " terang Harso saat ditemui di Kantor Balai Desa, Selasa (26/11/2019).
Lebih lanjut Harso menambahkan, selain sawah dan ladang milik pribadi, di Desa Paguyangan dan desa - desa lainnya di Kecamatan Bantarbolang juga banyak dijumpai lahan manfaat milik Perhutani, sebab sebagian besar wilayah tersebut merupakan kawasan hutan jati.Lahan manfaat milik Perhutani atau biasa disebut tanah baron ini digunakan sebagian warga untuk bercocok tanam, khususnya tanaman jagung.
" Untuk jenis jagung yang mereka tanam yaitu jagung super BISI 18.Mereka memilih jagung jenis ini karena dinilai memiliki isi yang padat dan sangat menghasilkan.Adapun untuk masa panennya sendiri butuh waktu 3, 5 bulan dan hasilnya sangat membantu meningkatkan perekomian mereka, " ujarnya.
Namun, kata dia, selama ini para petani mengeluhkan dengan serangan hama ulat pada tanaman jagung mereka.Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena dapat merusak tanaman sehingga diharapkan dinas terkait dalam hal ini Dinas Pertanian segera turun tangan untuk membantu para petani melakukan penanggulangan terhadap serangan hama tersebut.
" Kami berharap dari dinas terkait untuk melakukan suatu penelitian untuk menanggulangi hama yang menyerang tanaman, khususnya tanaman jagung, " pungkasnya.(Yanto)
Kepala Desa Paguyangan, Harso mengatakan dalam satu tahun, para petani di desanya menanam jagung sebanyak 2 kali, selebihnya untuk masa tanam padi. Saat panen harga jual jagung terbilang mahal sehingga sangat menguntungkan para petani. Sebelum dijual, jagung lebih dulu dipisahkan dari bonggolnya lalu dijemur untuk mengurangi kadar air dalam jagung.
" Usai dipanen jagung biasanya dipocel dulu dari bonggolnya.Kemudian dijemur agar kering lalu dilakukan tester kadar air tertentu.Dari hasil tester tersebut nanti bisa ditentukan antara jagung yang basah dan kering. Harga jual jagung kering lebih mahal dibandingkan yang basah. Nantinya jagung - jagung ini dijual kepada perusahaan pengelolaan jagung kering di Pemalang.Harganya berkisar antara Rp.4000 sampai 5000 per kg, " terang Harso saat ditemui di Kantor Balai Desa, Selasa (26/11/2019).
Lebih lanjut Harso menambahkan, selain sawah dan ladang milik pribadi, di Desa Paguyangan dan desa - desa lainnya di Kecamatan Bantarbolang juga banyak dijumpai lahan manfaat milik Perhutani, sebab sebagian besar wilayah tersebut merupakan kawasan hutan jati.Lahan manfaat milik Perhutani atau biasa disebut tanah baron ini digunakan sebagian warga untuk bercocok tanam, khususnya tanaman jagung.
" Untuk jenis jagung yang mereka tanam yaitu jagung super BISI 18.Mereka memilih jagung jenis ini karena dinilai memiliki isi yang padat dan sangat menghasilkan.Adapun untuk masa panennya sendiri butuh waktu 3, 5 bulan dan hasilnya sangat membantu meningkatkan perekomian mereka, " ujarnya.
Namun, kata dia, selama ini para petani mengeluhkan dengan serangan hama ulat pada tanaman jagung mereka.Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena dapat merusak tanaman sehingga diharapkan dinas terkait dalam hal ini Dinas Pertanian segera turun tangan untuk membantu para petani melakukan penanggulangan terhadap serangan hama tersebut.
" Kami berharap dari dinas terkait untuk melakukan suatu penelitian untuk menanggulangi hama yang menyerang tanaman, khususnya tanaman jagung, " pungkasnya.(Yanto)