Uripto GD, salah satu wartawan senior Pemalang mengaku kecewa dengan perlakuan pihak KPUD yang disinyalir diskriminatif kepada wartawan. Hal ini dapat dilihat pada acara yang bertajuk "Paparan Hasil Survey Partisipasi Politik, Dalam Temu Media Dan Komunitas Jelang Pilbup Pemalang Tahun 2020", di Hotel Winner, selepas Shalat Jum'at.
"KPUD Pemalang kurang tanggap terhadap situasi yang ada. Diskriminatif, padahal baru dua hari yang lalu bapak bupati menyatakan kesiapannya untuk mengakomodir semua wartawan Pemalang," katanya.
Pada kesempatan ini, KPU mengundang sejumlah tokoh masyarakat dan hanya 4 wartawan dari 4 media, sehingga mereka yang tidak termasuk di dalam daftar tamu undangan, tidak mendapatkan kesempatan untuk terlibat dan meliput kegiatan tersebut.
"Karena nama kami tidak terdaftar, maka kami tidak bisa meliput acara tersebut. Padahal saya hitung masih ada 14 kursi yang kosong," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua KPUD Kab. Pemalang Mustaghfirin ketika dimintai tanggapannya mengatakan, bahwa KPUD Pemalang merasa senang bersinergi dengan media.
"Saya sangat senang kalau ada sinergisitas antara media dan penyelenggara pemilu," kata Mustaghfirin ketika dihubungi oleh Jurnal Pemalang.
Bahkan ia berharap media menjadi corong infomasi masyarakat yang menginformasikan semua tahapan Pilkada tahun 2020.
"Harapan kami media sebagai corong informasi masyarakat bisa menginformasikan semua tahapan-tahapan Pilkada Pemalang 2020," ujarnya.
Ditanya terkait persoalan di atas, Mustaghfirin menjelaskan, KPUD tidak pernah pilih kasih dan kalau mau meliput, KPUD terbuka.
"Dan kami tidak pernah pilih kasih. Saya sangat senang kalau ada kerja sama untuk sama- sama mensosialisasikan Pilbup Kab. Pemalang tahun 2020. Kalau meliput insyaallah kami terbuka mas..," pungkasnya.
Hadir dalam acara tersebut diantaranya, Diana Aryanti S.P, dari KPU Propinsi Jawa Tengah, Ahmad Sabiq.MA Dosen Fisip UNSUD Purwokerto, sedangkan dari KPUD Pemalang, Aida Yuni Rahmawati dan Harun Gunawan.*
Reporter : JS/Roji
Editor : Oji
