Saluran air dan gorong-gorong peninggalan pemerintah Belanda ini tercatat pernah mengalami penyumbatan yang cukup parah sekitar tahun 2010 lalu. Akibatnya, sejumlah rumah di dusun 1 terendam banjir.
"Kita berupaya menormalisasi saluran ini dengan mengangkat endapan lumpur. Tujuannya jelas, supaya aliran air lancar dan mencegah terjadinya banjir," ujar Sobirin, Kades Sungapan saat ditemui di lokasi.
Disamping mengantisipasi banjir, melalui tradisi gugur gunung atau gotong-royong, Sobirin ingin membangkitkan kembali kesadaran dan keperdulian masyarakat terhadap kondisi di lingkungannya.
"Tidak hanya mengandalkan pemerintah saja. Sebenarnya untuk lingkungan masing-masing, mereka bisa kerjakan sendiri. Makanya kita bangun kembali kesadaran mereka," sambungnya.
Langkah strategis yang akan segera dilakukan Pemdes Sungapan adalah melakukan pelebaran secara bertahap, mengingat daya tampung saluran pembuangan air di areal persawahan (Hilir-red) yang semakin menyempit.
"Ya, kita akan melakukan pelebaran, namun secara bertahap. Fokusnya, di wilayah hilir. Kita tingkatkan daya tampungnya agar aliran air dari arah pemukiman lancar. Dengan begitu, air tidak akan meluap ke badan jalan ataupun merendam rumah warga," pungkasnya.
Reporter : J'S