
JURNALPEMALANG.CO.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes resmi menjalin kerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog), hal tersebut dituangkan dalam Penandatangan Kesepakatan Kerja Sama atau Memorandum of Understanding (MoU) terkait penyediaan beras bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Brebes.
"Saat ini Pemkab Brebes meluncurkan program Serapan Gabah Petani (Sergap) mandiri dari petani yang nantinya akan dibeli ASN, " kata Bupati Brebes Hj. Idza Priyanti usai penandatanganan MoU di Pendopo Brebes, Kamis (20/5) kemarin.
Dikatakan Idza, penandatanganan kerja sama tersebut merupakan ikhtiar bersama untuk meneruskan perjuangan dalam upaya menghormati dan menghargai hasil petani, khususnya di wilayah Kabupaten Brebes. Apalagi sektor pertanian Kabupaten Brebes turut berkontribusi terhadap pangan nasional.
"Saya rasa langkah ini sangatlah tepat, selain sebagai upaya penyedian bahan pokok beras juga membantu para petani untuk serapan gabah. Terlebih kondisi ekonomi saat pandemi Covid-19, menyerap gabah petani merupakan upaya untuk pemulihan ekonomi," tuturnya.
Idza berharap, kepada OPD maupun ASN agar dapat berpatisipasi aktif dan mendukung kesepakatan kerja sama melalui program Sergap mandiri, sehingga memberikan efek positif kepada seluruh lapisan masyarakat.
"Mulai Juni ini, ASN akan membeli beras petani melalui Bulog," tandas Idza.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Brebes Yulia Hendrawati menyampaikan, program Sergap mandiri berawal dari keprihatinan terhadap nasib petani di Brebes yang mengalami kesulitan dalam memasarkan produk pertanian khususnya gabah di masa panen raya.
"Di satu sisi, keberhasilan program peningkatan produksi pertanian, baik melalui program penambahan luas tanam, subsidi benih dan teknologi telah menaikan hasil produksi secara signifikan. Sementara kebutuhan pokok sesuai jumlah penduduk relatif stabil, sehingga kelebihan stok gabah yang cukup banyak," ucapnya.
Lanjut Yulia, ketidakseimbangan antara suplai dan demand atau penawaran dan permintaan ini, berimbas pada merosotnya harga gabah di tingkat petani dan kesulitan dalam mencari pasar. Seperti masa panen pada Maret dan April harga gabah merosot cukup tajam hingga Rp 3.200 per kilogram gabah kering, jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah HTP yaitu Rp 4.200 per kilogram, akibatnya petani kesulitan ekonomi dan dampaknya kesulitan modal untuk bertanam selanjutnya.
"Program ini sebagai upaya untuk menstabilkan harga gabah petani dan mengurangi ketergantungan kepada tengkulak yang selama ini menguasai pasar," ungkapnya.
Dijelaskan Yulia terkait mekanismenya, DPKP akan memetakan potensi panen tiap bulan di 17 Kecamatan dengan mengumpulkan Poktan maupun Gapoktan, hasil yang layak akan dibeli Bulog kemudian diolah dan dikemas menjadi beras kualitas premium.
"Untuk sasaran program yaitu ASN yang berjumlah 9 ribu orang, mulai Juni akan membeli beras kemasan 10 kilogram, dengan total kebutuhan yang diserapan ASN sebanyak 90 Ton beras kualitas premium atau setara dengan gabah kering giling sebanyak 160 Ton," jelasnya.(imam)
Sumber : Emsatunews.co.id