
JURNALPEMALNG.CO.ID - Untuk mengatasi krisis air bersih di dua kecamatan di wilayah Pemalang selatan, Perumda Air Minum (PDAM) Tirta Mulia Kabupaten Pemalang menjalin kerjasama dengan Perum Perhutani KPH Banyumas timur. Dua kecamatan yang sering alami krisis air bersih itu yakni Kecamatan Belik dan Pulosari.
Adapun kerjasama tersebut tertuang dalam surat perjanjian kerjasama Nomor 45/MOU/BYT/DIVRE-JATENG/2021 dan Nomor 690/454/MOU/VII/2021 tentang rencana pemanfaatan air dari mata air Lember/ Lembeyan petak 581 Karanggandul BKPH Gunung Slamet Barat KPH Banyumas timur yang ditandatangani oleh kedua belah pihak di Kantor PDAM Tirta Mulia Pemalang, Kamis (19 Agustus 2021).
Baca juga : Komisioner Komnas HAM: Memediasi kasus-kasus HAM Penuh Tantangan
Dalam sambutannya, Bupati Pemalang, Mukti Agung Wibowo mengatakan, air bersih sudah menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat Pemalang. Namun krisis air bersih kerap terjadi pada beberapa wilayah di Kabupaten Pemalang pada musim kemarau, termasuk di Kecamatan Belik dan Pulosari.
Pada kesempatan itu, Bupati turut memberikan apresiasi kepada semua pihak atas perjanjian kerjasama tersebut. Pihaknya berharap melalui kerjasama ini persoalan krisis air bersih yang sering terjadi di dua wilayah itu segera bisa diatasi.
"Kami sampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama ini. Semoga melalui perjanjian kerjasama ini bisa mengatasi krisis air. Penyediaan suplai air bersih dari wilayah Banyumas timur, tepatnya dari Kecamatan Baturraden bisa mencukupi kebutuhan di dua kecamatan tersebut,” harap Bupati Agung.
Bupati berharap program proyek yang dibiayai APBD dan APBN bisa dilaksanakan secepatnya. Selain itu anggaran dalam proyek tersebut juga tidak mengalami refocusing. Sehingga kedepannya, air di wilayah Belik dan Pulosari akan berlimpah.
Sementara, Direktur PDAM Tirta Mulia, Slamet Efendi menyampaikan, bahwa selama ini memang Kecamatan Belik dan Pulosari belum mendapatkan akses air bersih.
Menurut dia, Bupati Pemalang memerintahkan PDAM Tirta Mulia untuk membuka akses air bersih yang kemudian ditindaklanjutinya dengan menjalin komunikasi dengan pihak terkait.
"Komunikasi sudah kami lakukan, termasuk dengan pihak Perhutani wilayah Banyumas serta penyedia anggaran APBN. Alhamdulillah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan KPH Banyumas kita realisasikan hari ini,” terang Slamet Efendi.
Pada kesempatan itu, Kepala KPH Banyumas timur, Cecep Hermawan mengaku sudah melihat adanya krisis air di wilayah Pulosari sejak tahun 1994 silam. Tentu ini menjadi persoalan. Padahal sumber air dari Gunung Slamet diketahui sangat melimpah ruah.
Baca juga : Percepat Herd Imunity, Polres Pekalongan Gelar Vaksinasi di Ponpes Bustanul Mansuriyah
Cecep berharap setelah penandatanganan perjanjian kerjasama ini, persoalan krisis air bersih di dua kecamatan itu sudah tidak ada lagi. Pihaknya juga berpesan masyarakat ikut menjaga kelestarian alam di wilayah tersebut.
"Setelah dilakukan penandatanganan perjanjian ini, semoga tidak ada lagi krisis air bersih di Kecamatan Belik dan Pulosari. Yang jelas kita jaga alam ini terutama hutan di wilayah tersebut,” tukasnya. (Yanto).