
JURNALPEMALANG.CO.ID - Sudah dua pekan, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Comal mengadakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas. PTM dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Kepala SMPN 3 Comal, Sokhaeron, S.Pd, M.Pd mengatakan PTM Terbatas dilaksanakan sejak 16 Agustus 2021. Saat ini PTM sudah berjalan 2 pekan dan diikuti maksimal 30 persen dari jumlah siswa.
Sejauh ini, menurutnya, PTM di sekolahnya berjalan lancar. Jika pembelajaran sudah sampai satu bulan, pihaknya berencana akan menambah menjadi 50 persen dari jumlah siswa.
"Rencananya ini 30 persen sampai satu bulan. Setelah satu bulan nanti kita akan coba lagi sampai ke 50 persen, karena aturannya kan maksimal 50 persen," ujar Sokhaeron ditemui di ruang kerjanya, Senin (30 Agustus 2021).
Adapun ditanya terkait dengan teknis pelaksanaannya, Sokhaeron menjawab bahwa PTM diikuti 9 kelas setiap harinya. Terdiri dari kelas VII sebanyak 3 kelas, kelas VIII (3) dan kelas IX (3) kelas. Total dalam satu pekan, setiap siswa melaksanakan 2 kali kegiatan belajar di sekolah.
"Misal, kelas VII a,b,c, kelas VIII a,b,c dan kelas IX a,b,c mendapatkan jadwal berangkat hari Senin, lalu hari Selasa, gantian untuk kelas VII d,e,f, kelas VIII d,e,f dan kelas IX d,e,f dan begitu seterusnya. Nah nanti yang berangkat hari Senin ini, berangkat lagi hari Kamis. Berarti 1 anak ini dalam satu minggu berangkat 2 kali," terangnya.
Kemudian untuk metode pembelajarannya, lanjut Sokhaeron, pihaknya membagi menjadi 2 sesi. Setiap sesinya berlangsung 2 jam atau 120 menit pembelajaran. 120 menit pembelajaran itu dibagi 4 mata pelajaran (mapel), sehingga untuk 1 mapel berdurasi 30 menit.
"Sesi satu berangkat jam 07.00 WIB, pulang jam 09.00 WIB. Kemudian sesi dua berangkat jam 09.30 WIB dan pulang jam 11.30 WIB. Jadi antara sesi satu ke sesi dua terdapat selisih waktu 30 menit," tuturnya.
Ia menandaskan bahwa pihaknya selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam pelaksanaan PTM Terbatas tersebut. Bahkan sebelumnya, sekolahnya juga telah dilakukan verifikasi oleh berbagai leading sektor baik dari Dinas Kesehatan, Polsek, Koramil, Puskesmas maupun BPBD Kabupaten Pemalang.
Kaitannya dengan alur penerapan prokesnya, dijelaskan, yaitu mulai dari siswa masuk gerbang sekolah dilakukan pengecekan suhu tubuh oleh petugas menggunakan alat thermo gun. Kemudian siswa yang menggunakan sepeda diarahkan masuk melalui jalur parkir dan yang berjalan kaki langsung masuk ke ruang kelas. Diwajibkan kepada siswa dan guru untuk mengenakan masker. Termasuk wajib cuci tangan pakai sabun sebelum masuk ke ruang kelas.
"Nanti arah pulang pun berbeda arah. Kan kita punya dua gerbang, masuk lewat gerbang timur dan pulang lewat gerbang barat," tukasnya.
Ia menambahkan bahwa sekolah juga menyiapkan ruang isolasi bilamana ditemukan siswa yang sedang mengalami sakit. Ruang isolasi yang persiapkan ada dua ruangan, masing-masing untuk siswa putra dan siswa putri.
Di ruang isolasi tersebut, nantinya siswa yang sedang mengalami sakit akan diobservasi (pengamatan) terkait kondisi kesehatannya. Jika suhu badannya turun, siswa disarankan untuk pulang. Sedangkan jika suhu badannya tinggi, siswa akan dirujuk ke Puskesmas terdekat.
"Kami ada MoU dengan pihak Puskesmas. Mou itu melibatkan sekolah, Puskesmas dan Pemerintah Desa Sarwodadi selaku pemangku kebijakan. Kalau ada yang sakit, kita ada Standar Operasional Prosedur (SOP)-nya," tandasnya.(yanto)