
CERPEN
Oleh : Tuko Chaeron, S.Pd
Bel Sekolah berbunyi tiga kali, anak-anak SMP Al Akhyar semua bergegas menuju kelas masing-masing. Terlihat siswa – siswa baru kelas 1 agak berlari-lari penuh kekhawatiran terlambat masuk kelas. Sedangkan anak-anak kelas 2 dan 3 terkesan berjalan santai seperti hal biasa aja, tapi penuh kesungguhan menuju kelasnya masing-masing.Suasana gegap gembira serasa menghiasi seluruh siswa SMP Al Akhyar. Memang hari ini adalah hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru.
Terlihat seorang gadis imut sedang kegirangan duduk dibangku kelas barunya. Dia adalah Feilaningrum, salah satu siswi kelas 3 baru SMP Al Akhyar. Meilani termasuk siswa yang pendiam, tidak terlalu pandai juga tidak terlalu bodoh. Diantara siswa-siswa kelas 3, dia termasuk anak yang suka bergaul dengan banyak teman.
” Hai Fei, aku duduk disebelahmu kamu ya !” sapa Devi yang memang teman akrabnya.
“ Hai juga Dev, ..oo pasti boleh Dev, memang aku dari tadi menunggumu” jawab Feilaningrum.
Merekapun berpelukan bahagia dapat naik kelas 3 tahun ini.
“ Fei, di kelas 3 ini kita harus lebih fokus belajar ya, karena kita harus sukses dalam ujian nanti!” ajak Devi pada Feilaningrum.
“ Semoga Dev, kita semua lulus dengan baik” jawab Feilaningrum.
Hiruk riuh suasana kelas 3 baru yang sedang dilanda rasa gembira, tiba-tiba terdiam sejenak dengan masuknya seorang guru muda kedalam kelas.
“ Assalamualaikum anak-anak !” sapa guru tersebut.
“ Waalaikumsalam “ jawab anak anak dengan kompak.
“ Ok.. selamat berjumpa dengan kelas baru kalian, ..perkenalkan saya Pak Harun, insya Allah akan menjadi wali kelas 3 untuk kalian semua!” ucap Pak Harun.
“ Siap pak !” jawab anak-anak sambil disambut tepuk tangan gembira.
Selanjutnya Pak Harun mengarahkan siswa kelas 3 untuk lebih mempersiapkan diri dalam belajar di kelas 3 ini, karena seluruh siswa harus bisa lulus dengan baik.
Mereka kemudian membuat perangkat kelas, dengan membentuk pengurus kelas dan jadwal kerja kelas.
Tampak Feilaningrum dan Devi sedang duduk-duduk beristirahat di warung sekolah. Feilani seperti tersenyum-senyum malu ingin mengatakan sesuatu pada Devi.
“ Dev.., ehemm” kata Feilani pada Devi dengan senyum kecil.
“ ada apa Fei” sahut Devi.
“ Aku kok senang sekali, wali kelas kita Pak Harun”, lanjut Felani.
“ Iya sih, kita semua sepertinya sangat senang “ tegas Devi.
“ Dev, ..Pak Harun itu aku kagumi dari kelas 1 dulu lho, ..dia baik, pinter, tapi…sayangnya agak cuek sama kita anak-anak perempuan ya” ucap Feilani.
“ Ahh.. yang pasti Pak Harun itu ganteng dan gagah kan?, ha ha ha…” ledek Devi.
“ Cuma yang kadang bikin aku males, itu tuh, cueknya itu Dev!” sebut Felani sambil agak cemberut.
Tiba-tiba Feilani tersentak kaget ketika ada tangan menepuk dirinya, “ Fei !, lagi ngalamun apa Fei!” kejut Devi pada Feilaningrum.
“ Eh kamu Dev !, kapan datang ?” jawab Feilani.
Rupanya lamunan Feilani terputus oleh sapaan Devi. Mereka sedang menunggu teman-temannya kumpul untuk reunian lulusan tahun angkatan mereka.
Pagi itu seluruh siswa alumni SMP Al Akhyar seangkatan Devi dan Felani berkumpul di sebuah gedung pertemuan . Mereka melaksankan kegiatan silaturahim melepas rasa kangen yang sudah belasan tahun tidak bertemu. Mereka bernyanyi-nyanyi, bercanda, bercerita pengalaman, sampai pada mengenalkan keluarga masing-masing.
Tampak Feilaningrum mencari-cari seseorang dalam kumpulan teman – temannya itu. Ia menepuk Devi dan bertanya, “ Dev.. , Pak Harun gak diundang ?”
“ Sepertinya teman-teman kehilangan jejak Pak Harun Fei” jawab Devi.
“ Sayang ya Dev.., padahal aku kangen banget sama Pak Harun Lho” kata Felani sambil kecewa.
“ Fei., jadi kamu masih kangen dan kagum Pak Harun sampai sekarang !?” tanya Devi.
“ Pak Harun telah memberiku semangat belajar di kelas 3, nasehat-nasehatnya menjadikan aku sadar untuk lebih bersungguh-sungguh”jelas Feilani.
“ Ah yang pasti, kamu pasti masih menyimpan rasa ya , sama Pak Harun ?” ledek Devi.
“ Jujur sih.., aku memang kagum sejak saya kelas 1 sama Pak Harun, aku bangga jadi murid Pak Harun, dan…aku juga pernah berharap bisa dekat selalu dengan Pak Harun, tapi selama itu pula aku kecewa karena Pak Harun hanya cuek dan cuek…ah!!! Sebel kalau diingat !” cerita Feilani.
“ Dev…tapi aku sangat hormat dan tetap kagum hingga sekarang, ternyata sikap Pak Harun itu tidak hanya sama aku, tapi semua teman-teman juga merasa seperti itu, karena itulah sikap menjaga kehormatan wibawa guru didepan muridnya” lanjut Feilani.
“ Benar itu Fei,..aku juga tetap menghormati beliau hingga sekarang, walau belum bisa ketemu” tambah Devi.
“ Oh pak Harun, aku tetap mengagumimu hingga sekarang Pak !, tapi mengapa Bapak gak hadir ditengah-tengah kami ?, mengapa kagumku tetap kau cuekin hingga kini Pak?, semoga Bapak tetap sehat wal afiyat ya Pak!” begitu kata hati Feilaningrum seraya mendoakannya.(*)