
JURNALPEMALANG.CO.ID - Bermitra dengan dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang industri bahan bangunan, yaitu PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG, anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar Doni Akbar, SE mengadakan sosialisasi mengenai peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Acara tersebut berlangsung di hotel R-gina Pemalang, Selasa (9/5/2023).
Anggota DPR dari Komisi VI ini dalam sambutannya menjelaskan, pemerintah terus berupaya meningkatkan konektivitas antar kawasan serta berupaya melakukan pemerataan dengan memprioritaskan pembangunan di daerah dan desa.
Lebih lanjut ia mengemukakan, mengusung peningkatan produktivitas untuk transformasi ekonomi menuju visi Indonesia Maju 2045, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus kebijakan pemerintah di tahun 2023 mendatang. Pemerintah memiliki dua prioritas yang berkaitan dengan infrastruktur di 2023. Pertama, mempercepat penyelesaian pembangunan infrastruktur prioritas nasional. Kedua, mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).
Selain Kementerian PUPR, kata Doni Akbar, instansi lain yang berperan penting dalam pembangunan infrastruktur ini adalah Kementerian BUMN. Sebagai perpanjangan tangan pemerintah, BUMN memiliki kemampuan strategis untuk mendukung perwujudan agenda pembangunan negara. Salah satu BUMN yang bergerak di industri bahan bangunan, yaitu PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG, merupakan produsen bahan bangunan terbesar di Indonesia dan bahkan Asia Tenggara dengan total kapasitas produksi 52,6 juta ton semen per tahun.
"SIG adalah holding company yang memayungi enam anak usaha produsen semen yaitu, Semen Padang, Semen Gresik, Semen Tonasa, Solusi Bangun Indonesia, Semen Baturaja dan Thang Long Cement Company di Vietnam. Terakhir bergabung dalam grup SIG pada penghujung tahun 2022 lalu, Semen Baturaja melengkapi footprint SIG di Sumatra yang merupakan pasar terbesar kedua di Indonesia. Dengan demikian, SIG memperkuat posisinya sebagai industri semen terbesar dengan jaringan distribusi terluas, portofolio produk terlengkap dan solusi bernilai tambah," kata Doni.
Menurut Doni, pembangunan infrastruktur yang dicita-citakan pemerintah, tak hanya soal konstruksi. Namun juga seberapa ideal sebuah konstruksi dapat bertahan dan bernilai tinggi dalam jangka panjang? Terutama dalam kondisi dunia yang tengah berjuang mempertahankan keberlanjutan planet yang kita tinggali karena dampak pemanasan global.
"Sebagai BUMN, SIG memiliki tanggung jawab untuk mencari solusi. Gabungan kapabilitas teknologi, pengalaman, dan wawasan bertaraf internasional, membantu SIG menghadirkan sederet produk dan solusi untuk pembangunan yang ramah lingkungan. Produk semen kantong SIG telah tersertifikasi Green Label dari Green Product Council. SIG juga memiliki produk semen curah nonOPC (ordinary Portland cement) yang ramah lingkungan karena rendah emisi karbon," ujarnya.
Tak hanya itu, kata Doni, SIG menawarkan beton jadi inovatif untuk beragam kebutuhan aplikasi. Sebut saja SpeedCrete, solusi perbaikan jalan hanya dalam beberapa jam di malam hari. Kecepatan dan kualitas tinggi SpeedCrete membantu perbaikan jalan minim emisi CO2 dan kerugian perekonomian dari kemacetan karena penutupan jalan, dan lebih efisien dari sisi biaya pemeliharaan dalam jangka panjang.
"Contoh lain adalah ThruCrete, beton jadi yang mampu mengalirkan air limpasan ke dalam tanah untuk meminimalisasi genangan pada permukaan jalan dan membantu penyerapan air yang lebih baik. Berbagai solusi tadi ditawarkan SIG sebagai bukti bahwa BUMN Indonesia maju, adaptif dan inovatif. Mampu menjawab tantangan dan memenuhi kebutuhan pembangunan masa depan," tuturnya.
Doni juga mengungkapkan, terkait peran PT Waskita Toll Road. Perusahaan yang berdiri pada 19 Juni 2014, merupakan anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang bergerak di bidang investasi jalan tol. Pada tahun 2018, WTR berhasil meraih prestasi dengan kepemilikan 18 ruas tol dengan total panjang hingga 1.019 Km.
"Dengan membangun ruas-ruas tol baru dan mengambil alih proyek ruas tol yang belum berjalan, WTR berhasil mendorong pertumbuhan arus distribusi logistik maupun masyarakat yang berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi di wilayah di mana ruas-ruas tol tersebut berada," ujar Doni.
Menurut Doni, dalam lingkup bisnisnya, WTR fokus melakukan asset recycling pada ruas-ruas tol tersebut kepada investor strategis. Saat ini, WTR memiliki 10 ruas tol dengan total panjang hingga 561 Km yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera.
• Desember 2019 : Jalan Tol Solo – Ngawi (90,43 Km)
• Desember 2019 : Jalan Tol Ngawi – Kertosono (108,20 Km)
• April 2021 : Jalan Tol Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi (61,70 Km)
• Juni 2021 : Jalan Tol Semarang – Batang (75 Km)
• Juni 2021 : Jalan Tol Cinere – Serpong (10,14 km)
Ke depannya, kata Doni Akbar, WTR fokus dalam merealisasikan aksi korporasi serta mempercepat penyelesaian konstruksi ruas-ruas tol yang sedang dibangun. Hal ini sejalan dengan misi WTR dalam membangun ruas-ruas tol yang terintegrasi untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah di Indonesia, khususnya Pulau Jawa dan Sumatera.
Berikut kepemilikan saham mayoritas yang dimiliki oleh WTR:
• Jalan Tol Pemalang – Batang (39,20 Km)
• Jalan Tol Pasuruan – Probolinggo (43,75 Km)
• Jalan Tol Ciawi – Sukabumi (54 Km)
• Jalan Tol Bekasi – Cawang – Kampung Melayu (16,78 Km)
• Jalan Tol Krian – Legundi – Bunder – Manyar (38,29 Km)
• Jalan Tol Kayuagung – Palembang – Betung (111,69 Km)
Berikut kepemilikan saham minoritas yang oleh WTR:
• Jalan Tol Cimanggis – Cibitung (26,18 Km)
• Jalan Tol Depok – Antasari (27,95 Km)
• Jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan (60,10 Km)
• Jalan Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat (143,25 Km)
Aksi Korporasi WTR
• Oktober 2021 : Jalan Tol Cibitung – Cilincing (34,76 Km)
• Juni 2022 : Jalan Tol Cimanggis – Cibitung (26,18 Km)
• Agustus 2022 : Jalan Tol Kanci – Pejagan (35 Km)
• Agustus 2022 : Jalan Tol Pejagan – Pemalang (57,50 Km).*
Reporter: Fahroji